Friday, November 30, 2012

08 ‘Diva-Itis’

‘DIVA-ITIS’ 
BERITA VS GOSIP
Oleh: Nathan Mintaraga

Sedari awal kariernya yang langsung melejit secara luar biasa tahun 1963, Lilis Suryani memang sudah dijadikan bahan perbincangan media di Indonesia. Pertama-tama oleh karena hampir semua lagu yang dirilis olehnya terus merajai gelombang-gelombang udara di sana. Pers menyadari, kemasyhuran nama Lilis menjamin kehausan rasa ingin tahu masyarakat tentang artis yang sedang naik daun tersebut. Untuk itu mereka bersedia menyampaikan berita apa pun saja mengenai dia kepada para penggemarnya, sekalipun bahan yang ‘harus’ diperbincangkan sering kali sudah tidak ada lagi!

Seperti yang sudah dibahas di artikel sebelumnya, Antosan – ‘Signature Album’ yang Pertama, gara-gara dua lagu kontroversialnya: Risau dan Hilda, karena terus dijadikan bahan diskusi media, nama Lilis Suryani menjadi makin tersohor. Tetapi, kalau sebelumnya hanya oleh karena berita-berita positif saja, semenjak saat itu jaminan seperti itu sudah tidak ada lagi! Tampak nyata sekali, artis remaja tersebut adalah sasaran (gosip) pers yang paling empuk.

Saturday, October 27, 2012

07 Antosan

ANTOSAN
‘SIGNATURE ALBUM’ YANG PERTAMA
Oleh: Nathan Mintaraga

Salah satu album (LP) 1 yang merupakan ‘signature album’ Lilis Suryani, yang membuat namanya makin termasyhur dan diperbincangkan media di seluruh Indonesia adalah: ‘Antosan’ (1964), hasil kerja samanya dengan orkes Idris Sardi dan Bali Record.

Gaya musiknya yang sangat trendy di era itu diilhami oleh salah satu album Connie Francis yang paling tersohor di dunia: ‘Connie Francis Sings Modern Italian Hits’ (1963), dimana seperti album tersebut, keseluruhan iringan musiknya didominasi oleh keindahan dengungan melodi hasil gesekan senar-senar biola Idris Sardi.

Tuesday, October 2, 2012

06 Dari Moeslihat ke Mus K Wirya

DARI MOESLIHAT KE MUS K WIRYA
PARTNERSHIP DUA LEGENDA
Oleh: Nathan Mintaraga

Seperti partnership setia yang pernah terjadi di dunia musik internasional dasawarsa ke-60 antara dua legenda musik barat, yaitu penggubah lagu-lagu klasik: Burt Bacharach dan biduanita termasyhur: Dionne Warwick, terjadilah di Indonesia dalam waktu yang bersamaan partnership yang serupa antara dua legenda musik nasional: Muslihat dan Lilis Suryani.

Sekalipun kedua partnerships tersebut tidak bisa disetarakan, karena kondisinya berbeda, yang pasti keduanya meraih tujuan yang serupa, yaitu dengan bekerja sama menggunakan bakat seni masing-masing, mereka berhasil memproduksikan lagu-lagu yang mampu menembusi waktu!

Saturday, September 15, 2012

05 Dari Tjai Kopi Hingga Air Mata

DARI TJAI KOPI HINGGA AIR MATA
MENDOMINASI PASARAN MUSIK POP
Oleh: Nathan Mintaraga

Sampai saat ini Lilis Suryani adalah satu-satunya penyanyi Indonesia yang berhasil merilis album-album dalam waktu yang bersamaan di bawah berbagai label dengan iringan orkes-orkes yang berlainan. Record itu masih belum dipecahkan oleh artis-artis yang lain. Semenjak kesuksesan yang dialami oleh album ‘Paduan Djandji’ 1, Lilis justru diburu oleh perusahaan-perusahaan Piringan Hitam (PH) terbesar di Indonesia untuk bekerja sama dengan mereka. Bahkan yang berasal dari luar negeri! (Lihat artikel: Yale Yale Menembus Pasaran Tetangga)

Seperti yang sudah dibahas di artikel sebelumnya: ‘Eka Sapta Satu Terulung Tujuh Termahir’, oleh karena ketenaran Lilis Suryani yang luar biasa saat itu, berbagai band/orkes juga berlomba-lomba ingin membonceng kesuksesannya dengan mengiringi dia masuk studio rekaman. Menyadari permintaan masyarakat akan album-albumnya yang selama itu dijamin pasti laku sekali saat diluncurkan, perusahaan-perusahaan recording yang paling utama di Indonesia, seperti: Irama Records, Remaco dan Bali Record merasa tidak keberatan untuk mengontrak Lilis sendiri-sendiri dalam waktu serentak.

Sunday, September 2, 2012

04 Eka Sapta

EKA SAPTA
SATU TERULUNG TUJUH TERMAHIR
Oleh: Nathan Mintaraga

Ketenaran Lilis Suryani di Indonesia menjadi makin semarak ketika ia, sebagai bintang yang paling cemerlang di masa itu, bekerja sama dengan grup legendaris Eka Sapta, sebuah orkes yang mempunyai anggota-anggota pemusik selebriti seperti: Bing Slamet, Idris Sardi, Ireng Maulana, Itje Kumaunang, Darmono, Benny Mustapha dan Kamid, tujuh pemusik yang pada waktu itu juga diakui paling unggul di Indonesia.

Di bawah label Bali Record yang masih berada di bawah naungan Remaco, mereka merekam dua album mini (EP) 1 klasik dengan lagu-lagu yang terbukti sampai sekarang mampu menembusi waktu. Album pertama yang berjudul ‘Permata Bunda’ memperkenalkan empat lagu tak terlupakan, di mana tiga di antaranya adalah lagu-lagu gubahannya sendiri: Untuk Dikau, Permata Bunda, Pileuleujan (ciptaan Muslihat) dan Sabar Menanti.

Saturday, August 25, 2012

03.2 Adillah (2)

ADILLAH (2)
MENENTANG ARUS
Oleh: Nathan Mintaraga

Kebiasaan-kebiasaan itu memang sedang terjadi ketika Lilis memulai karier musiknya tahun 1963. Tetapi ia membuktikan keseriusan bakatnya kepada artis-artis berbobot lainnya yang sudah terkenal pada waktu itu, seperti: Sam Saimun, Kris Biantoro, Bing Slamet, Bob Tutupoly, Onny Surjono, Titiek Puspa, Tuty Subardjo dan lain sebagainya, bahwa sebagai artis remaja pendatang baru yang sangat berbakat di dunia musik populer di Indonesia, ia patut diperhitungkan sebagai seorang contender yang tidak boleh diremehkan!

Tidak memakan waktu terlampau lama Lilis berhasil meraih posisi tertinggi di mana ia langsung diakui sebagai bintang rekaman nomor satu di Indonesia! Jika artis-artis lain biasanya hanya mampu meraih satu/dua hits saja sepanjang karier mereka lalu menghilang untuk selama-lamanya, setiap tahun di awal pertengahan dasawarsa ke-60 Lilis Suryani memberondong dunia musik populer Indonesia dengan lagu-lagu barunya yang tak terlupakan.

Wednesday, August 22, 2012

03.1 Adillah (1)

ADILLAH (1)
MENENTANG ARUS
Oleh: Nathan Mintaraga

Dikatakan, bahwa kesuksesan seorang kontestan yang menyanyi di acara-acara reality TV zaman sekarang biasanya tergantung sekali pada beberapa faktor (syarat) terpenting.

Simon Cowell, salah seorang judge (juri) yang paling terkenal dari acara-acara: ‘American Idol’, ‘Britain’s Got Talent’ dan ‘The X Factor’, pernah berkata, bahwa selain diperlukan bakat suara yang indah, unik dan tersendiri, sikap yang menyenangkan dan paras yang menarik, diperlukan juga kemampuan untuk bisa memilih lagu-lagu yang cocok, menciptakan sebuah ‘moment’ yang mengesankan, nasib yang ‘beruntung’, dan tak terlupakan: kisah hidup yang bisa menjamah hati para pemirsa/penonton. Lebih mengharukan lebih seru!

Saturday, August 18, 2012

02 Tjai Kopi

TJAI KOPI
LAHIRNYA SEBUAH LEGENDA
Oleh: Nathan Mintaraga

Pada tahun 1963, bersama Moeslihat, juga dikenal sebagai Muslihat atau Mus K Wirya, seorang penyanyi, pencipta lagu-lagu terutama yang berbahasa Sunda, dan pemimpin orkes Suita Rama, Lilis Suryani yang pada waktu itu masih menyebut dirinya sendiri Lies Surjani memulai karier musiknya dengan merekam album mini (EP) 1 mereka yang pertama di bawah label Irama Records: ‘Tjai Kopi’ 2.

Album tersebut memperkenalkan dua lagu perdananya: Tjai Kopi, karya Moeslihat, dan Dikala Malam Tiba, lagu gubahan Lilis sendiri yang sebagian besar dari melodi, nada dan ketukan iramanya diilhami oleh sebuah lagu barat: You are My Destiny, karya Paul Anka.

Friday, August 17, 2012

01 Artis Legendaris Indonesia

ARTIS LEGENDARIS INDONESIA
LILIS SURYANI
Oleh: Nathan Mintaraga

Lilis Suryani, yang juga dikenal dengan nama Lies Surjani/Lilies Surjani dan lahir pada tanggal 22 Agustus 1948 di kota Jakarta, adalah seorang penyanyi legendaris dan pencipta lagu yang berhasil mempengaruhi dan mengubah panorama seni musik populer Indonesia di pertengahan pertama tahun 1960-an.

Pada saat dunia musik pop di sana kehilangan kredibilitasnya awal dasawarsa itu, ia tampil dan memprakarsai suatu era yang baru dengan lagu-lagu dan karya musiknya yang khas dan unik sekali. Ia juga merintis dan mempopulerkan secara nasional lagu-lagu berbahasa daerah, seperti: Sunda, Minang, Jawa, Makasar, Dayak, Betawi dan lain-lainnya. Bahkan Lilis adalah artis pertama yang berhasil memadukan lagu-lagu berirama dangdut, keroncong serta berbagai pantun tradisional dengan irama-irama populer, jauh sebelum penyanyi-penyanyi lagu pop lainnya mempunyai keberanian untuk melakukannya.

Wednesday, August 15, 2012

Lilis Suryani

LILIS SURYANI
BIOGRAFI SINGKAT
Oleh: Nathan Mintaraga

Lilis Suryani, yang dilahirkan pada tanggal 22 Agustus 1948 di kota Jakarta, adalah seorang penyanyi legendaris dan pencipta lagu yang berhasil mempengaruhi dan mengubah panorama seni musik populer Indonesia di pertengahan pertama dasawarsa ke-60.

Lilis mulai terjun ke dunia musik ketika berusia 12 tahun dan masih duduk di Sekolah Rakyat (SR) ‘Toa Pekong’, Pasar Baru, Jakarta Pusat. Tahun 1963, ketika baru menginjak usianya yang ke 15 dan sedang menimba ilmu di Sekolah Kepandaian Putri Boedi Oetomo, gara-gara tampil di TVRI Stasiun Pusat Jakarta, ia mendapat tawaran dari Irama Records, perusahaan piringan hitam terbesar di Indonesia pada waktu itu, untuk merekam suaranya di sana.

Tuesday, August 14, 2012

Nathan Mintaraga

NATHAN MINTARAGA
MENGGALI NOSTALGIA MENGISI ARSIP PUSAKA
Oleh: Nathan Mintaraga

Nathan Mintaraga yang lahir di kota Surabaya, dibesarkan dengan lagu-lagu pop yang pada waktu itu umumnya hanya bisa diakses melalui acara-acara siaran Radio Republik Indonesia (RRI) di kotanya atau kota-kota sekitarnya.

Ketika ia mendengar suara seorang artis baru bernama Lilis Suryani untuk pertama kalinya, menyanyikan lagu-lagu dengan irama-irama yang terdengar jauh lebih cocok untuk selera generasinya pada waktu itu, disisipkan di antara lagu-lagu seperti: Diwadjahmu Kulihat Bulan (Sam Samiun), Kampuang Nan Djauh di Mato (Oslan Husein), Nurlela (Bing Slamet), Sengsara (Rachmat Kartolo), Sampul Surat (Rita Zahara), dan Menanti di Bawah Pohon Kambodja (Nien Lesmana), ia menjadi tertarik sekali untuk mengetahui lebih lanjut asal-usul dan jati diri penyanyi itu.

Monday, August 13, 2012

Selamat Datang!

SELAMAT DATANG!

Bagi Anda yang ‘kebetulan’ mengunjungi blog ‘Menggali Nostalgia’ – Lilis Suryani – Artis Legendaris Indonesia ini, saya mengucapkan: “Selamat Datang!”

Blog ini dikaryakan khusus untuk memperingati dan merayakan dunia musik pop di Indonesia dasawarsa ke-60 sampai awal tahun 70-an, yang berpusat keseluruhannya pada artis legendaris Lilis Suryani, seorang penyanyi dan penggubah lagu yang paling termasyhur di era itu.

Lilis juga berhasil memegang dua records yang sampai sekarang belum terpecahkan di Indonesia. Salah satu di antaranya adalah sebagai satu-satunya artis yang bisa bertahan ‘di atas’ hampir empat tahun lamanya (1963-1966), di mana semua album dan lagu-lagunya secara berturut-turut menguasai tangga lagu-lagu daerah, dan juga nasional. (Lihat artikel: Nathan Mintaraga – Menggali Nostalgia – Mengisi Arsip Pusaka)