Friday, November 30, 2012

08 ‘Diva-Itis’

‘DIVA-ITIS’ 
BERITA VS GOSIP
Oleh: Nathan Mintaraga

Sedari awal kariernya yang langsung melejit secara luar biasa tahun 1963, Lilis Suryani memang sudah dijadikan bahan perbincangan media di Indonesia. Pertama-tama oleh karena hampir semua lagu yang dirilis olehnya terus merajai gelombang-gelombang udara di sana. Pers menyadari, kemasyhuran nama Lilis menjamin kehausan rasa ingin tahu masyarakat tentang artis yang sedang naik daun tersebut. Untuk itu mereka bersedia menyampaikan berita apa pun saja mengenai dia kepada para penggemarnya, sekalipun bahan yang ‘harus’ diperbincangkan sering kali sudah tidak ada lagi!

Seperti yang sudah dibahas di artikel sebelumnya, Antosan – ‘Signature Album’ yang Pertama, gara-gara dua lagu kontroversialnya: Risau dan Hilda, karena terus dijadikan bahan diskusi media, nama Lilis Suryani menjadi makin tersohor. Tetapi, kalau sebelumnya hanya oleh karena berita-berita positif saja, semenjak saat itu jaminan seperti itu sudah tidak ada lagi! Tampak nyata sekali, artis remaja tersebut adalah sasaran (gosip) pers yang paling empuk.

Risau dilarang wewenang karena makna syairnya dianggap kurang ‘senonoh’. Dikuatirkan, ‘message’-nya bisa meracuni pikiran kaum remaja pada waktu itu. Tetapi Hilda, dan kemudian Hesty, adalah dua lagu yang benar-benar mengakibatkan gosip mengenai diri Lilis menjadi semakin ganas di Indonesia. Kedua lagu itulah yang menyebabkan ia dituduh mempunyai orientasi seksualitas yang tidak ‘normal’! (Lihat artikel: Antosan – ‘Signature Album’ Yang Pertama)

Berbagai ‘berita’ mengenai dirinya tersebar ke mana-mana, mulai dari paras, potongan rambutnya yang berjambul tinggi, sampai tingkah lakunya yang dikabarkan ‘kurang gemulai’. Ketika lagu Sukiyaki hasil cover-nya sedang ‘ngetop di Indonesia, didesas-desuskan bahwa Lilis menghilang sejenak pergi ke Jepang untuk mengoperasi wajahnya.

Ketika tidak lama sesudah itu lagu: Untuk PJM Presiden Sukarno ciptaan Sutedjo dirilis tahun 1965, hembusan badai gosip tak sedap mengenai dirinya menjadi semakin bertambah personal. Gara-gara lagu itu, selain diberitakan bahwa Lilis sudah dijadikan penyanyi istana ‘kesayangan’ Bung Karno, pers juga menambahkan, bahwa presiden itulah yang membiayai semua ongkos-ongkos operasi plastiknya! Ada-ada saja! (Lihat artikel: Menyanjung PYM: ‘…. Ia Tetap Di Atas!!’ – ‘Signature Album’ Yang Kedua)

Tetapi di samping itu, seperti yang biasa dikabarkan mengenai perilaku para Divas di mana-mana zaman sekarang, berita-berita mengenai ‘temperamen’ Lilis yang selalu menuntut hak-hak istimewa saat menerima panggilan manggung di berbagai tempat di Indonesia, juga dijadikan bahan diskusi hangat media. Seperti Whitney Houston, Mariah Carey atau Christina Aguilera beberapa tahun/dekade yang lalu, jauh sebelumnya dikabarkan, bahwa Lilis juga selalu menuntut hal-hal yang bukan-bukan ketika diundang untuk tampil menyanyi!

Salah satu contoh adalah peristiwa yang terjadi di akhir bulan Juli 1966, dimana pers menuduh Lilis banyak tingkahnya! Diberitakan bahwa ia meminta disediakan roti tawar saat tampil di kota Sumedang. ‘Lagi-lagi Lilis Bertingkah’, demikian judul berita pada harian Suara Merdeka tertanggal 25 Juli 1966, mengutip kantor berita Antara yang menceritakan kesibukan panitia yang harus membeli roti dari kota Bandung karena tidak ada satu pun yang menjualnya di Sumedang. Juga dikabarkan, bahwa ia minta dijemput polisi pengawal dengan sirine yang harus dibunyikan.

Perihal berita penuntutan roti tawar tersebut Lilis membela diri dengan menyatakan, bahwa sesuai anjuran dokter berhubung dengan penyakit yang sedang dideritanya pada waktu itu, dia memang tidak diperbolehkan makan nasi. Soal sirine yang harus dibunyikan, ia menganggapnya sebagai suatu hal yang wajar jika panitia menghendakinya! “Siapa suruh?” Bantahnya.

Kendatipun demikian, tidak bisa disangkal, kabar berita yang serupa mengenai tingkah laku Lilis tidak habis-habisnya diperbincangkan oleh pers. Hampir setiap minggu ada saja hal-hal negatif yang memenuhi kolom-kolom surat-surat kabar daerah maupun nasional. Karena begitu seringnya, banyak penggemar Lilis menjadi marah. Mereka menuduh media sedang melakukan witch hunt untuk menghancurkan nama baiknya.

Tetapi akhirnya melalui sebuah interview yang terjadi awal abad ke-21 ketika sedang bernostalgia membicarakan karier musiknya yang fenomenal yang dimulai hampir 40 tahun sebelumnya, ia mengakui bahwa berita-berita semacam itu ternyata bukan semuanya kisah-kisah isapan jempol media belaka!

Mengingatnya kembali, Lilis mengutarakan perasaan gelinya akan tingkah laku pengorganisir konser-konser di Indonesia, yang untuk memastikan kehadirannya di acara-acara yang akan mereka adakan, menyetujui segala permintaan dan syarat-syaratnya. Sekalipun banyak yang muluk sekali, dari tiket perjalanan, mobil penjemputan, tempat penginapan sampai menu makanan di restoran dan juga hak-hak istimewa lainnya!

“Tentu saja panitia konser merasa takut. Sebab, jika karcis sudah terjual habis, tapi Lilis tidak muncul, khan berabe untuk mereka! Oleh karena itu apa saja yang Lilis minta selalu mereka kabulkan.” Ujarnya sambil tertawa geli.

Tetapi bukan hanya hal-hal yang ‘menguntungkan’ seperti itu saja yang dialaminya, berbagai ‘duka’ dalam berkarya juga kenyang dilakoni olehnya. Dalam penampilan Lilis di TVRI sekitar tahun 2005-an, ia menceritakan nasib sialnya ketika tampil di kota Purwokerto tahun 1960-an. Selesai manggung, panitia yang mendatangkannya kabur begitu saja! Terpaksa ia harus menjual cincin emasnya untuk membayar ongkos tiket pulang, naik kereta api berdesak-desakan membagi gerbong dengan para pedagang sayur dan ayam.

Kelihatannya, sebagai Diva yang ketika itu bisa ‘bertingkah’ setiap waktu, kadang-kadang Lilis Suryani juga harus menelan pil yang pahit untuk mengimbanginya!

Nathan Mintaraga
Desember 2012

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Download lagu-lagu:
(Syair lagu-lagu Lilis Suryani menurut urutan alfabet bisa ditemukan di sini)

No comments:

Post a Comment