Friday, May 9, 2014

32 ‘A Seng’ – Si Macan Glodok

‘A SENG’ – SI MACAN GLODOK *
BERLALUNYA MASA KEEMASAN 10 TAHUN
Oleh: Nathan Mintaraga

Album (LP) 1 ‘Si A Seng Matjan Glodok’, yang dirilis pertengahan tahun 1971 di bawah label Indah (Remaco), adalah album terakhir Lilis Suryani yang masih mampu mengeluarkan beberapa hits yang cukup berarti. Memang dari tahun 1967 sampai saat itu, semenjak ia ‘terpaksa’ turun dari kedudukannya di ‘atas’ setahun sebelumnya, karier musik Lilis harus melewati banyak tantangan pasang surut.

Kendatipun demikian di antara beberapa piringan hitamnya yang bisa dikategorikan sebagai album-album yang ‘kurang’ mengesankan, selama itu Lilis masih berhasil meluncurkan beberapa album yang secara komersiil sukses sekali, seperti ‘Pemburu’ (1967), ‘LS’ (1968), ‘Air Mata’ 2 (1969), serta album dangdutnya yang pertama, ‘Wadjah Menggoda’ (1970). Tak terlupakan album barunya ini, ‘Si A Seng Matjan Glodok’!

Album-album tersebut, yang sekalipun tidak sesempurna album-album yang dirilis olehnya sebelum tahun 1967, menghasilkan secara individuil beberapa lagu ‘abadi’ yang tak terlupakan di Indonesia. (Lihat artikel-artikel: Ujung PandangMemburu si Baju Loreng, LS – Mencurahkan Isi Hati, Air Mata Abadi – ‘Ngetop Lagi dan (OM) Pantjaran Muda (1) – Paras yang Menggoda)

Tetapi sekalipun selama itu kesuksesan album ‘Si A Seng Matjan Glodok’ boleh dikatakan hanya sederhana saja, ketika baru diluncurkan ada sesuatu yang membuat piringan hitam itu cukup menarik perhatian para penggemar setianya. Melalui album tersebut, untuk pertama kalinya Lilis merekam sebuah piringan hitam diiringi oleh dua orkes yang berlainan.

Enam lagu di sisi pertama piringan hitam tersebut diiringi oleh orkes Zaenal Combo. Tiga lagu di antaranya, Si A Seng Matjan Glodok, Teringat Kampung Halaman dan Bersatulah, adalah lagu-lagu hasil gubahan pemimpin orkes tersebut, pemusik legendaris Zaenal Arifin. Sedangkan Lebih Indah Kotaku dan Tjinta nan Indah adalah lagu-lagu hasil karya pena Lilis sendiri. Yang keenam adalah lagu ciptaan Wedhasmara, Kalau Seorang Gentleman.

Semua lagu di sisi baliknya diiringi oleh band D’Strangers di bawah pimpinan Bob Tutupoly, seperti Tinggal Menunggu Waktu (ciptaan: M Rivaldy D), Boneka (ciptaan: Jasir Sjam), Beri dan Kembalikan (ciptaan: Lilis Suryani), Aksi Bau Terasi (ciptaan: A Rijanto), Luas Hate (ciptaan: Lilis Suryani) dan Kereta Api Surabaja (ciptaan: Jasir Sjam).

Album itu mengandung sebuah lagu berirama Pop-Betawi (semi Gambang Kromong) yang ketika itu mulai trendy di Indonesia. Lagu Si A Seng Matjan Glodok dirilis tidak lama setelah lagu dengan irama dan syair serupa, Bang Puase dari Tetty Kadi menjadi terkenal di tanah air. Berbeda dengan kisah fiksi hasil karangan Zaenal Arifin, lagu Bang Puase menceriterakan sebuah kisah nyata yang benar-benar terjadi di kota Jakarta awal pertengahan pertama abad ke-20. Mengenai seorang ‘hitman’ yang ditugaskan (‘disewa’) oleh seorang lelaki bernama Samiun untuk membunuh isterinya sendiri, Nyai Dasima. Lagu-lagu itu dinyanyikan oleh kedua artis tersebut dengan logat bahasa daerah Jakarta.

Sekalipun tahun 1966 Lilis pernah merilis sebuah lagu Betawi termasyhur, Djali-Djali, yang menjadi salah satu lagu terpenting dari albumnya, ‘Tiga Malam’ 2, lagu Si A Seng Matjan Glodok-lah yang menyebabkan dia merekam beberapa album berirama Gambang Kromong (tradisional) awal pertengahan pertama tahun 70-an, setelah masa kejayaan karier musiknya di Indonesia jauh berlalu. Album-album yang tidak mengesankan itu akhirnya dikenal masyarakat hanya secara lokal saja.

Ketika sebuah album nostalgia Lilis Suryani yang berbentuk Compact Disc (CD), ‘Golden Hits Memory’, diproduksi tahun 2004 oleh BP Disc (Remaco), 28 rekaman asli lagu-lagu yang semuanya adalah hasil produksi Remaco dari tahun 1965 sampai 1971 dipilih, dipilah dan dikompilasi. Termasuk di dalamnya tiga lagu yang berasal dari album ‘Si A Seng Matjan Glodok’, yaitu Teringat Kampung Halaman, Tinggal Menunggu Waktu dan lagu yang menjadi judul albumnya, Si A Seng Matjan Glodok. Ternyata ketiga lagu itu adalah lagu-lagu Lilis terakhir yang dianggap ‘cukup layak’ untuk ikut melengkapi CD nostalgianya tersebut.(Lihat artikel: Album Kenangan – The Very Best of Lilis Suryani?)

Sebenarnya setelah tahun 1971 Lilis masih merekam dan merilis banyak album yang lain. Beberapa di antaranya yang direkam dan dirilis di Indonesia adalah Selamat Tinggal’, ‘Kisah Anak Muda’, ‘Krontjong Warna Warni’, ‘Muara Karang’ (bersama Suhaeri Mufti), ‘Tukang Loak’ (bersama Benjamin S) dan lain sebagainya. Demikian juga album-albumnya yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan piringan hitam di Malaysia dan Singapura sepanjang tahun 70-an. (Lihat: Discography)

Tetapi sayang sekali, hampir semua adalah album-album yang mudah dilupakan, yang gagal mencetak lagu-lagu yang bisa dikategorikan sebagai hit-hit yang cukup ‘berbeda dan menonjol’ sehingga mampu meninggalkan kesan yang cukup berarti di dalam hati para pendengarnya (terutama … para penggemarnya)! ‘Magic’ yang dahulu selalu tercipta oleh suaranya melalui lagu-lagu di dalam piringan-piringan hitamnya tampak meluntur dan mulai meninggalkannya!

Seperti umumnya terjadi pada para artis internasional termasyhur dengan masa keemasan yang telah berlalu, Lilis juga mulai merekam lagu-lagu klasik dari masa-masa silam bersama artis-artis nasional tersohor lainnya dari era yang sama sepanjang tahun 70-an. Tiga lagu yang cukup dikenal yang menjadi kontribusinya di dalam beberapa album kenangan bersama mereka adalah lagu-lagu abadi Sampul Surat (ciptaan: Ismail Marzuki) di dalam album ‘Kenangan Abadi 2’ dalam bentuk cassette, Seruling di Lembah Sunyi (ciptaan: V Nanda Leimena), serta sebuah lagu kuno, Impian Semalam, hasil gubahan seniman musik dari Malaysia, Oey Yok Siang.

Dari situ kesimpulan bisa ditarik, bahwa ... tahun 1972 adalah tahun terakhir masa keemasan Lilis Suryani di Indonesia. 10 tahun lamanya (1963-1972) artis legendaris tersebut mendominasi dunia musik populer tanah air (dan sekitarnya), di mana empat tahun pertama (1963-1966) secara berturut-turut ia menduduki dan menguasai puncaknya seorang diri! Semenjak tahun itu masa keemasannya tersebut ternyata berlalu untuk selama-lamanya.

Nathan Mintaraga
Mei 2013

Catatan:

*Album ‘Si A Seng Matjan Glodok’ adalah album terakhir yang masih dialami oleh penulis sebelum pergi meninggalkan tanah air di akhir tahun 1971

1 LP (Long Play) adalah album PH (Piringan Hitam) yang biasanya memuat delapan lagu dengan maksimum 12 lagu. Diputar dengan kecepatan 33 1/3 RPM (Remixes Per Minute)

2 Oleh karena judul sebuah album pada waktu itu tidak begitu lazim, nama lagu yang paling termasyhur dari album tersebut ditambahkan begitu saja di dalam artikel ini sebagai judul albumnya hanya untuk membedakannya dari album-album yang lain

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Download lagu-lagu:
(Syair lagu-lagu Lilis Suryani menurut urutan alfabet bisa ditemukan di sini)

No comments:

Post a Comment