Friday, August 17, 2012

01 Artis Legendaris Indonesia

ARTIS LEGENDARIS INDONESIA
LILIS SURYANI
Oleh: Nathan Mintaraga

Lilis Suryani, yang juga dikenal dengan nama Lies Surjani/Lilies Surjani dan lahir pada tanggal 22 Agustus 1948 di kota Jakarta, adalah seorang penyanyi legendaris dan pencipta lagu yang berhasil mempengaruhi dan mengubah panorama seni musik populer Indonesia di pertengahan pertama tahun 1960-an.

Pada saat dunia musik pop di sana kehilangan kredibilitasnya awal dasawarsa itu, ia tampil dan memprakarsai suatu era yang baru dengan lagu-lagu dan karya musiknya yang khas dan unik sekali. Ia juga merintis dan mempopulerkan secara nasional lagu-lagu berbahasa daerah, seperti: Sunda, Minang, Jawa, Makasar, Dayak, Betawi dan lain-lainnya. Bahkan Lilis adalah artis pertama yang berhasil memadukan lagu-lagu berirama dangdut, keroncong serta berbagai pantun tradisional dengan irama-irama populer, jauh sebelum penyanyi-penyanyi lagu pop lainnya mempunyai keberanian untuk melakukannya.

Lilis Suryani mulai terjun ke dunia musik ketika ia berusia 12 tahun dan masih duduk di Sekolah Rakyat (SR) ‘Toa Pekong’, Pasar Baru, Jakarta Pusat. Suaranya yang lantang dan artikulasinya yang jelas, demikian juga nada dan warna suaranya yang amat khas, adalah modal-modal utamanya dalam bernyanyi, yang membuat Lilis berbeda sekali dengan penyanyi-penyanyi lainnya.

Pada tahun 1963, ketika baru menginjak usianya yang ke 15 dan sedang menimba ilmu di Sekolah Kepandaian Putri Boedi Oetomo, Lilis menyanyi di depan kamera TVRI Stasiun Pusat Jakarta yang ditayangkan secara nasional.

Oleh karena penampilannya tersebut, pada tahun yang sama ia mendapat kesempatan masuk dapur rekaman untuk pertama kalinya. Ketika itu Suyoso Karsono (Mas Yos), pendiri studio rekaman terunggul di Indonesia saat itu: Irama Records, menjadi tertarik pada reputasi Lilis dan ingin mengabadikan suaranya di atas Piringan Hitam (PH). Tentu saja kesempatan itu dipergunakan sebaik-baiknya oleh Lilis, tanpa menyadari, bahwa sejarah musik populer di Indonesia akan menjadi berubah gara-gara peristiwa itu!

Banyak lagu ciptaannya menjadi lagu-lagu klasik yang tak terlupakan, seperti: Dikala Malam Tiba, Paduan Djandji, Bimbang, Ratapku, Permata Bunda, Untuk Dikau, Kau Pembela Nusa dan Bangsa, Hesty, Tiga Malam, Tjurahan Hati, Tepuk Tangan, Badju Loreng, Air Mata dan lain sebagainya.

Tetapi Lilis Suryani paling dikenal dan dikenang oleh masyarakat Indonesia gara-gara menyenandungkan sebuah lagu iconic yang menjadi signature song-nya: Gang Kelintji, sebuah lagu jenaka ciptaan Titiek Puspa. (Lihat artikel: Gang Kelintji – ‘Signature Album’ Yang Ketiga)

Ketika baru saja diluncurkan lagu itu menguasai gelombang-gelombang udara di seluruh Nusantara, dikumandangan di mana-mana, dari rumah-rumah gedung sampai lorong-lorong kampung. Lagu itu menjadi kegemaran semua generasi, dari anak-anak hingga orang-orang dewasa, bahkan mereka yang sudah berusia lanjut. Sekarang lagu klasik tersebut seakan-akan sudah diresmikan sebagai salah satu lagu wajib dalam setiap acara tembang kenangan yang disiarkan baik melalui radio maupun televisi di Indonesia.

Ia juga ikut mempopulerkan Gendjer-Gendjer, lagu yang digubah oleh M. Arief, yang akhirnya dikaitkan dengan Gerakan 30 September PKI (G30S) sehingga dilarang untuk disiarkan oleh radio-radio nasional (RRI) setelah tahun 1965. (Lihat artikel: Menyanjung Pym: ‘…. Ia Tetap Di Atas!!’ – ‘Signature Album’ Yang Kedua)

Lilis meninggal dunia pada tanggal 7 Oktober 2007 di kota Jakarta, di rumah putrinya di Jalan Haji Naman, Pondok Kelapa, Jakarta Timur, dalam usia 59 tahun, meninggalkan tiga anak serta delapan cucu. Ia wafat setelah berjuang selama empat tahun melawan penyakit kanker rahim yang amat ganas.

Untuk menghargai kontribusinya di bidang kesenian musik Indonesia yang berlangsung hampir setengah abad lamanya, dan juga memberi kesempatan secara nasional kepada para penggemar tokoh berkaliber legendaris itu untuk memberikan penghormatan mereka yang terakhir, sebagai wakil pemerintah setempat, Gubernur DKI Fauzi Bowo, menawarkan diri kepada keluarga Lilis untuk mengurus penyelesaian pemakamannya.

Lilis Suryani dikebumikan pada tanggal 8 Oktober 2007 di Taman Pemakaman Umum Pondok Kelapa, dihadiri oleh artis-artis seera dan seperjuangan, di antaranya: Ernie Djohan, Grace Simon, dan tak terlupakan sahabat karibnya yang paling dekat, Titiek Puspa.

Nathan Mintaraga
Agustus 2012

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lagu-lagu:
(Syair lagu-lagu Lilis Suryani menurut urutan alfabet bisa ditemukan di sini)

No comments:

Post a Comment