Biography

LILIS SURYANI
BIOGRAFI SINGKAT



Oleh: Nathan Mintaraga

Lilis Suryani, yang dilahirkan pada tanggal 22 Agustus 1948 di kota Jakarta, adalah seorang penyanyi legendaris dan pencipta lagu yang berhasil mempengaruhi dan mengubah panorama seni musik populer Indonesia di pertengahan pertama dasawarsa ke-60.

Lilis mulai terjun ke dunia musik ketika berusia 12 tahun dan masih duduk di Sekolah Rakyat (SR) ‘Toa Pekong’, Pasar Baru, Jakarta Pusat. Tahun 1963, ketika baru menginjak usianya yang ke 15 dan sedang menimba ilmu di Sekolah Kepandaian Putri Boedi Oetomo, gara-gara tampil di TVRI Stasiun Pusat Jakarta, ia mendapat tawaran dari Irama Records, perusahaan piringan hitam terbesar di Indonesia pada waktu itu, untuk merekam suaranya di sana.

Tidak memakan waktu terlampau lama sebuah album mini (EP) 1 diluncurkan yang memperkenalkan dua lagu perdananya: Tjai Kopi dan Dikala Malam Tiba, lagu-lagu yang mengawali sebuah karier yang bertaraf fenomenal sekali. (Lihat artikel: Tjai Kopi – Lahirnya Sebuah Legenda)

Lilis dikenal sebagai artis pertama yang berhasil mempopulerkan secara nasional lagu-lagu berbahasa daerah, seperti: Sunda, Minang, Jawa, Makasar, Dayak, Betawi dan lain-lainnya. Selain itu ia juga diakui sebagai artis pertama yang berhasil memadukan lagu-lagu berirama dangdut, keroncong serta berbagai pantun tradisional dengan irama-irama populer, jauh sebelum penyanyi-penyanyi lagu pop lainnya mempunyai keberanian untuk melakukannya.

Banyak lagu ciptaannya menjadi lagu-lagu klasik yang tak terlupakan, seperti: Dikala Malam Tiba, Paduan Djandji, Bimbang, Ratapku, Permata Bunda, Untuk Dikau, Kau Pembela Nusa dan Bangsa, Hesty, Tiga Malam, Tjurahan Hati, Tepuk Tangan, Badju Loreng, Air Mata dan lain sebagainya.

Tetapi sampai sekarang Lilis Suryani paling dikenal dan dikenang oleh masyarakat oleh karena lagu jenakanya: Gang Kelintji, yang diciptakan oleh Titiek Puspa. (Lihat artikel: Gang Kelintji – ‘Signature Album’ Yang Ketiga)

Lilis menikah tahun 1967 dengan M Junus Jafar, seorang jejaka yang berasal dari kota Makasar (Ujung Pandang). Mereka berjumpa untuk pertama kalinya pada waktu ia tampil di kota itu setahun sebelumnya untuk mempromosikan lagu-lagu barunya.

Ketika menyanyi di atas panggung, tanpa sengaja ia melihat wajah pria muda tersebut yang berdiri di baris terdepan di antara para penonton lainnya. Pemuda itu sedang menatap dia dengan sinar mata penuh kekaguman. Pada waktu pandangan mata mereka terbentur di udara, saat itu juga Lilis dan M Junus tahu, bahwa mereka telah jatuh cinta!

Malam itu seusai konsernya mereka berkenalan, disusul dengan berbulan-bulan masa kencan melalui surat dan telepon, sampai akhirnya jejaka muda itu menyusul Lilis pergi ke Jakarta di mana mereka akhirnya menikah tahun 1967.

Gara-gara pertemuan itu, Lilis menciptakan lagu Udjung Pandang dari albumnya ‘Pemburu’ (1966), sebuah lagu mengenai kota di mana mereka berjumpa untuk pertama kalinya dan saling menjalin cinta. (Lihat artikel: Ujung Pandang – Memburu Si Badju Loreng)

Mereka dikaruniai tiga anak, seorang putra dan dua orang putri.

M Junus Ja’far wafat lebih dari 10 tahun yang lalu. Sedangkan Lilis Suryani meninggal dunia pada tanggal 7 Oktober 2007 di kota Jakarta, di rumah putrinya di Jalan Haji Naman, Pondok Kelapa, Jakarta Timur, dalam usia 59 tahun, setelah berjuang selama empat tahun melawan penyakit kanker rahim yang amat ganas.

Nathan Mintaraga
Agustus 2012

Catatan:

1 EP (Extended Play) adalah album mini PH (Piringan Hitam) yang biasanya memuat maksimum empat lagu. Diputar dengan kecepatan 45 RPM (Remixes Per Minute). Populer sekali di era itu sampai kurang lebih akhir dasawarsa ke-60

No comments:

Post a Comment