Tuesday, April 15, 2014

31.2 Seruling Bambu (2)

SERULING BAMBU (2)
KERONCONG TRADISIONAL 
Oleh: Nathan Mintaraga

Awal dasawarsa ke-70, ketika Lilis Suryani masih menikmati kesuksesan comeback-nya dengan lagu-lagu berirama Pop-Melayu: Tamasja ke Tawang Mangu, Keinsjafan dan Gadis Sakura, ia merilis sebuah album (LP) 1 kompilasi bersama beberapa artis ‘baru’ lainnya berjudul ‘Krontjong Rangkaian Mutiara’, diiringi oleh band D’Stranger di bawah pimpinan Eddy dan Jasir Sjam. Melalui album itu untuk kedua kalinya Lilis bereksperimen dengan sebuah aliran musik ‘lain’: irama keroncong tradisional.

Pada waktu itu, selain musik dangdut, lagu-lagu semacam itu yang biasanya hanya dibawakan oleh biduan/biduanita asal Jawa saja, juga masih belum begitu lazim untuk ditangani oleh artis-artis pop nasional, apalagi yang sudah mempunyai nama seperti dia. Kendatipun demikian, hal itu tidak menghalangi keberaniannya untuk berinisiatif serta terjun ke arena baru yang masih belum pernah ia coba tersebut!

Wednesday, April 2, 2014

31.1 Seruling Bambu (1)

SERULING BAMBU (1)
POP – SUNDA/DANGDUT
Oleh: Nathan Mintaraga

Semenjak awal karier musik profesionalnya, gara-gara sebuah lagu berbahasa Sunda di album perdananya, Lilis Suryani dikenal di Indonesia sebagai artis pop (arus utama) remaja pertama yang berhasil menenarkan lagu-lagu Sunda secara nasional. Lagu-lagu yang biasanya hanya dikenal secara lokal saja, karena bahasanya tidak (selalu) dimengerti oleh suku-suku yang lain, dibuat olehnya menjadi lagu-lagu termasyhur di tanah air, yang ikut bersaing di dunia musik populer nasional.

Lagu Sunda Lilis yang pertama, Tjai Kopi, dari album mini (EP) 1 perdananya bersama Moeslihat dan Sofjan langsung menjadi hit ketika baru saja dirilis tahun 1963. (Lihat artikel: Tjai Kopi – Lahirnya Sebuah Legenda)