Saturday, March 1, 2014

30.1 (OM) Pantjaran Muda (1)

(OM) PANTJARAN MUDA (1)
PARAS YANG MENGGODA
Oleh: Nathan Mintaraga

Hampir setahun setelah berhasil menikmati kesuksesan ‘come back’-nya di dunia musik populer Indonesia dengan album (LP) 1 ‘Air Mata’ 2 (1969), penuh ambisi Lilis Suryani merilis untuk pertama kalinya sebuah piringan hitam berirama dangdut, diiringi oleh Orkes Melayu (OM) Pantjaran Muda di bawah pimpinan Zakarya.

Album (LP) yang berjudul ‘Wadjah Menggoda’ (Remaco) tersebut terdiri dari 12 lagu baru yang hampir semuanya digubah oleh Zakarya. Hanya beberapa saja, untuk melengkapi jumlah lagu yang diperlukan bagi album itu, adalah hasil karya Lilis sendiri, dan juga Iin Sumantri, seorang ahli/pencipta lagu-lagu dangdut.

Seperti yang sudah dibahas di artikel Tidurlah – Mengeksperimen Dangdut, tahun 1965 Lilis pernah mengikut-sertakan irama ‘baru’ itu di dalam album klasiknya (LP) ‘…. Ia Tetap Diatas !!’. Melalui lagu Tidurlah, ia memadu irama musik populer Indonesia dengan irama musik yang pada waktu itu masih terdengar ‘asing’ sekali bagi telinga para penggemar setianya. (Lihat artikel: Tidurlah – Mengeksperimen Dangdut)

Ketika itu irama lagu-lagu Pop-Melayu, yang kemudian juga dikenal di tanah air sebagai irama dangdut mempunyai fans yang sangat terbatas. Pada umumnya para penggemar musik populer Indonesia saat itu kurang menyukainya. Akibatnya, eksperimen Lilis yang amat berani itu disambut dengan dingin oleh fans-nya, dan oleh karena jarang diudarakan oleh radio-radio (RRI) setempat, lagu Tidurlah hampir tidak dikenal masyarakat.

Tetapi setelah merilis dua lagu berturut-turut tahun berikutnya, juga hasil ciptaannya sendiri: Kisah Ali Baba dari album (LP) ‘Gang Kelintji’ 2, dan Sakuntala dari album (LP) ‘Tiga Malam’ 2, persepsi umum mengenai lagu-lagu Lilis dengan irama-irama ‘aneh’ tersebut mulai berubah. Berkat ketrampilan permainan gitar Enteng Tanamal, pemimpin orkes Pantja Nada, yang berhasil mem-pop-kan lagu dangdut Kisah Ali Baba tersebut dengan indah sekali, pandangan ‘sempit’ para penggemar setianya tentang irama yang masih terdengar ‘asing’ bagi selera mereka pada waktu itu menjadi berubah. Ternyata lagu tersebut menjadi hit yang cukup besar di era itu. (Lihat artikel: Gang Kelintji – Signature Album yang Ketiga)

Demikian juga Sakuntala yang dirilis tidak lama sesudahnya. Sekalipun sebenarnya hasil produksi rekaman lagu yang diiringi oleh orkes Baju di bawah pimpinan F Pareira itu terdengar kurang ‘modern’, lagu yang mempunyai melodi sangat catchy itu menjadi salah satu lagu tersukses dari album ‘Tiga Malam’. (Lihat artikel: Tiga Malam – Termasyhur di Kemah Musuh)

Itulah tiga lagu pertama Lilis dari tahun 1965 dan 1966 yang mempunyai irama berbeda dari biasanya, yang ternyata menjadi landasan baginya untuk terjun ke arena musik Pop-Melayu di mana empat tahun kemudian ia meluncurkan album dangdutnya yang pertama, ‘Wadjah Menggoda’. Sebelum Lilis tidak ada artis-artis pop yang sudah mempunyai nama di Indonesia yang memiliki keberanian seperti itu!

Tahun 1969, bersama munculnya banyak artis pop remaja baru dari berbagai daerah di tanah air, hasil ‘rintisan’ Lilis tersebut tampak mulai berhasil. Salah satu di antaranya yang paling dikenal tahun itu adalah Titiek Sandhora, yang merilis hit-nya, Bole Bole Djangan, sebuah lagu berirama Pop-Melayu dari albumnya, ‘Fujiyama’ 2, yang diiringi oleh orkes Zaenal Combo di bawah pimpinan Zaenal Arifin. Apalagi setelah berduet dengan Muchsin, seorang (bekas) penyanyi dangdut kawakan, di tahun-tahun berikutnya Titiek menjadi semakin sering meluncurkan album-album semacam itu!

Di luar dugaan para penggemar setia Lilis, ternyata album ‘Wadjah Menggoda’ mendapat sambutan hangat sekali dari media dan masyarakat. Beberapa lagu dari album itu, terutama dua di antaranya, sering sekali dikumandangkan oleh radio-radio nasional, baik RRI maupun swasta.

Lagu-lagu hasil ciptaan Zakarya di dalam album itu adalah Kebahagiaan, Hanja Berdoa, Djumpa Dipesta, Menanti Saat Bahagia, Bulan Purnama, Mari-Mari dan Kuda Terbang (bersama Lilis Suryani). Demikian juga tiga lagu karya Iin Sumantri: Wadjah Menggoda, Dikau Tiada dan Permata Kasih. Secara umum, ketika baru dirilis, semua lagu tersebut cukup dikenal, baik oleh fans artis legendaris itu maupun fans lagu-lagu dangdut.

Tetapi yang sekarang diakui sebagai lagu ‘evergreen’ (abadi) berasal dari album itu adalah sebuah lagu yang melukiskan keindahan kota pesanggrahan Tawang Mangu di Jawa Tengah. Lagu Pop-Melayu gubahan Zakarya tersebut bukan hanya disambut dengan hangat di kalangan mereka saja, tetapi juga sangat populer di kalangan para penggemar musik arus utama.

Semua itu disebabkan oleh karena lagu itu diciptakan dengan cerdik sekali oleh Zakarya. Kendatipun sebenarnya berirama dangdut, lagu itu sangat didominasi (diwarnai) oleh unsur-unsur irama oriental yang ketika itu sedang trendy di Indonesia. (Lihat artikel: Oriental-Isme (2)Kutsukake Tokijiro) Oleh karena itu, mampu melewati segala rintangan, lagu Tamasja ke Tawang Mangu yang mempunyai melodi, irama dan syair sangat indah serta catchy tersebut ternyata bisa menjangkau banyak kelompok lain yang menggemari musik (pop) di Indonesia.

Lagu kedua dari album itu yang juga langsung termasyhur saat baru dirilis adalah Keinsjafan. Lagu tersebut digubah oleh Lilis berdasarkan lagu Air Mata, juga lagu ciptaannya sendiri yang setahun sebelumnya menikmati kesuksesan luar biasa sekali, baik di Indonesia maupun negara-negara ‘tetangga’ (Malaysia, Singapura dan Brunei). Meskipun kedua lagu itu mempunyai dua irama yang seharusnya terdengar berbeda, yaitu Pop-Minang vs Pop-Melayu, ternyata melodi dan irama kedua lagu tersebut terkesan mirip sekali.

Kendatipun demikian, taraf keberhasilan lagu Keinsjafan di pasaran musik nasional tahun itu tidak bisa memadai kesuksesan lagu aslinya, Air Mata!

(To be continued)

Nathan Mintaraga
Maret 2014

Catatan:

1 LP (Long Play) adalah album PH (Piringan Hitam) yang biasanya memuat delapan lagu dengan maksimum 12 lagu. Diputar dengan kecepatan 33 1/3 RPM (Remixes Per Minute)

2 Oleh karena judul sebuah album pada waktu itu tidak begitu lazim, nama lagu yang paling termasyhur dari album tersebut ditambahkan begitu saja di dalam artikel ini sebagai judul albumnya hanya untuk membedakannya dari album-album yang lain

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Download lagu-lagu:
(Syair lagu-lagu Lilis Suryani menurut urutan alfabet bisa ditemukan di sini)

No comments:

Post a Comment