Saturday, January 26, 2013

10 Zaenal Combo

ZAENAL COMBO
DARI ‘TJING TULUNGAN’ SAMPAI ‘SELAMAT TINGGAL’
Oleh: Nathan Mintaraga

Salah satu orkes yang mendominasi dunia musik populer di Indonesia sepanjang pertengahan terakhir dasawarsa ke-60 adalah band Zaenal Combo yang dipimpin oleh pemusik termasyhur Zaenal Arifin. Bertahun-tahun lamanya ketika orkes Eka Sapta masih menikmati kejayaan yang fenomenal, terutama pada saat bekerja sama dengan Lilis Suryani, dengan sia-sia ia dan orkesnya terus berusaha mendobrak tembok penghalang kesuksesan industri musik rekaman nasional yang memang sukar sekali untuk dilakukan.

Pada waktu itu Zaenal Arifin sudah dikenal sebagai penemu grup duet Pattie Bersaudara. Dengan orkesnya di bawah label Remaco, ia juga mengiringi banyak artis lainnya, seperti: Elly Kasim, Tjitjik Suwarno, Tati Saleh, Annie Rae, Lanny Sisters, Trio Asters, Saimima Sisters, The Begous dan lain sebagainya. Kendatipun demikian hampir semua hasil rekaman mereka tidak mampu untuk bisa meninggalkan kesan yang indah di hati para pendengarnya. Sekalipun ada yang menjadi hit, semuanya mudah sekali dilupakan orang.

Nasib mereka menjadi berubah ketika cahaya cemerlang yang selama itu selalu dipancarkan oleh band Eka Sapta mulai memudar gara-gara perubahan yang terus-menerus terjadi pada susunan anggota para pemusiknya.

Dengan album (LP) 1 ‘Sendja di Kaimana’ untuk pertama kalinya Zaenal Combo mengalami kesuksesan masal di Indonesia. Di samping memperkenalkan seorang penyanyi baru bernama Retno, mereka juga berhasil mengorbitkan artis-artis lama: Alfian dan S Warno, yang pada waktu itu masih belum begitu dikenal oleh masyarakat.

Album kompilasi tersebut menjadi signature album Zaenal Combo yang pertama, menyajikan delapan lagu klasik tak terlupakan, di antaranya: Selamat Berpisah, Kasih Ibu, Semalam di Tjiandjur, Ibunda Sajang dan Tiada Seindah Hari Ini. Kehadiran album itu memperkuat kedudukan mereka sebagai orkes yang sebenarnya berkualitas tinggi sekali di dunia musik pop nasional.

Mulai saat itu banyak penyanyi lain yang berturut-turut ditemukan dan dibimbing oleh Zaenal Arifin, dijadikan bintang-bintang yang termasyhur dan berarti sekali, di antaranya: Tetty Kadi (1966), Ernie Djohan (1967) dan Titiek Sandhora (1969). (Lihat artikel-artikel: Teringat Selalu (1) – Menyaingi Idola, Kau Selalu di Hatiku (1) – Diawali La Novia dan Oriental’-Isme (2) – Kutsukake Tokijiro) Dalam waktu sekejab artis-artis tersebut meraih puncak ketenaran karier musik mereka di Indonesia setelah merilis album hasil kerja sama mereka yang pertama dengan orkes Zaenal Combo.

Memang bukan merupakan suatu rahasia lagi, bahwa pada waktu itu setiap artis yang ditangani oleh Zaenal Combo, dijamin pasti akan sukses dan terkenal! Oleh karena itu, di samping ketiga artis tersebut di atas, penyanyi-penyanyi (remaja) lainnya yang menjadi terkenal gara-gara bimbingan Zaenal Arifin, seperti: Henny Purwonegoro, Aida Mustafa, Deddy Damhudi, Anna Mathovani, Inneke Kusumawati, Oma Irama, Vivi Sumanti dan lain sebagainya juga patut merasa berhutang budi sekali padanya!

Album mini (EP) 2 ‘Tjing Tulungan’ 3 (1965) yang dirilis dalam waktu yang bersamaan, dan secara komersiil tidak kalah suksesnya dengan album: ‘Sendja di Kaimana’, mengawali masa kerja sama Lilis Suryani dan Zaenal Combo di dapur rekaman yang berlangsung hampir setiap tahun sampai awal pertengahan dasawarsa ke-70. (Lihat artikel: Kau Pembela Nusa dan Bangsa – Mengobarkan Heroisme)

Selain album-album (LP) termasyhur ‘Pemburu’ (1966) dan ‘Keliling Dunia’ (1969), mereka juga merekam bersama beberapa album kompilasi (LP), di antaranya: ‘Aneka 12’ (album berseri), dan ‘Ini dan Itu’.

Salah satu dari album ‘Aneka 12’ yang dirilis tahun 1966, memperkenalkan dua buah lagu barunya: Pergi Perdjoang, lagu ciptaan Lilis sendiri, dan Djanger.

Sedangkan di antara 12 lagu di dalam album ‘Ini dan Itu’ yang diterbitkan tahun 1968, Lilis Suryani dan Zaenal Combo mengkontribusikan dua buah lagu. Yang pertama: Djanggo, satu-satunya lagu Lilis yang dinyanyikan dalam bahasa Italia. Sedangkan yang kedua: Bintang Leo, sebuah lagu mengenai horoskop (ilmu perbintangan) yang diciptakan oleh Zaenal Arifin khusus untuk Lilis Suryani. (Lihat artikel: Menangani Django (2) – Dari Sukiyaki ke Djanggo)

Kecuali Djanger, ketiga lagu tersebut di atas langsung menjadi hits saat diluncurkan untuk pertama kalinya.

Menjelang akhir tahun 1970 mereka merekam bersama band D’Strangers sebuah album (LP) berjudul ‘Si A Seng Matjan Glodok’ di bawah label Indah (Remaco), di mana band tersebut dan band Zaenal Combo mengiringi Lilis masing-masing sebanyak enam lagu. Album itu adalah album hasil kerja sama mereka yang terakhir yang masih bisa menghasilkan beberapa hit yang cukup lumayan, di antaranya: Teringat Kampung Halaman, Tinggal Menunggu Waktu dan Si A Seng Matjan Glodok. (Lihat artikel: A Seng – Si Macan Glodok – Berlalunya Masa Keemasan 10 Tahun)

Pada saat masa kejayaan Lilis Suryani dan juga orkes Zaenal Combo mulai memudar semenjak awal dekade ke-70, untuk terakhir kalinya di bawah label fontana SPECIAL mereka merekam album (LP) ‘Selamat Tinggal’, yang ternyata secara komersiil kurang berhasil. Lagu-lagunya hampir tidak dikenal oleh masyarakat, terutama oleh para penggemarnya yang setia.

Zaenal Arifin, yang bernama lengkap Zaenal Arifin R Natadilaga, meninggal dunia pada tanggal 31 Maret 2002 (66 tahun) di kota Jakarta oleh karena penyakit asma yang sudah bertahun-tahun lamanya mengendap di dalam dirinya. Almarhum, yang menikah dua kali, meninggalkan delapan anak serta 11 cucu.

Nathan Mintaraga
Januari 2013

Catatan:

1 LP (Long Play) adalah album PH (Piringan Hitam) yang biasanya memuat delapan lagu dengan maksimum 12 lagu. Diputar dengan kecepatan 33 1/3 RPM (Remixes Per Minute)

2 EP (Extended Play) adalah album mini PH (Piringan Hitam) yang biasanya memuat maksimum empat lagu. Diputar dengan kecepatan 45 RPM (Remixes Per Minute). Populer sekali di era itu sampai kurang lebih akhir dasawarsa ke-60

3 Oleh karena judul sebuah album pada waktu itu tidak begitu lazim, nama lagu yang paling termasyhur dari album tersebut ditambahkan begitu saja di dalam artikel ini sebagai judul albumnya hanya untuk membedakannya dari album-album yang lain

No comments:

Post a Comment