Tuesday, January 1, 2013

09 Kau Pembela Nusa dan Bangsa

KAU PEMBELA NUSA DAN BANGSA
MENGOBARKAN HEROISME
Oleh: Nathan Mintaraga

Larangan wewenang atas penyiaran lagu Risau disusul oleh berita-berita negatif yang didesas-desuskan oleh media mengenai orientasi seksualitas Lilis Suryani gara-gara lagu Hilda, lagu kedua yang juga berasal dari album ‘Antosan’, ternyata tidak mampu menghalangi kesuksesan karier musik nasionalnya. Karena justru kebalikannyalah yang terjadi!

Tidak lama sesudah itu, diiringi oleh band Zaenal Combo di bawah pimpinan Zaenal Arifin, yang baru saja mengalami ‘dobrakan’ luar biasa dengan album (LP) 1 mereka ‘Sendja di Kaimana’ (Lihat artikel: Zaenal Combo – Dari ‘Tjing Tulungan’ sampai ‘Selamat Tinggal’), yang berhasil mengorbitkan lagu-lagu klasik dari artis-artis seperti: Retno (Selamat Berpisah), S. Warno (Hadiah Hari Ulang Tahun) dan Alfian (Semalam di Tjiandjur), Lilis merekam dan merilis empat lagu klasik lainnya di bawah label Remaco (1965): Tjing Tulungan, Kau Pembela Nusa dan Bangsa, Hesty dan Lydia.

Seperti kebiasaan yang selalu terjadi dengan album-album Lilis sebelumnya, album mini (EP) 2 itu juga melejit ke atas dengan pesat sekali. Keempat lagu tersebut langsung menjadi hits di seluruh Indonesia.

Disorot dari sudut produksinya, kualitas hasil rekaman album mini itu dapat disetarakan dengan kesempurnaan EP ‘Permata Bunda’ yang direkam setahun sebelumnya, hasil kerja sama Lilis dengan band Eka Sapta dan Bali Record. Sampai sekarang kedua EP karya mereka bersama (termasuk ‘Sukiyaki’), dan album (LP) ‘Antosan’ bersama orkes Idris Sardi, demikian juga album mini ‘Tjing Tulungan’ 3, masih terus terdengar aktuil sekali. Keempat album ini tidak pernah meninggalkan kesan yang kuno atau out of date. (Lihat artikel: Antosan – ‘Signature Album’ yang Pertama)

Tjing Tulungan, sebuah lagu ciptaan Mus K Wirya (Muslihat), adalah lagu Lilis Suryani yang terakhir dalam bahasa Sunda yang berhasil mencapai tingkat tertinggi pada masa kejayaannya, yang bisa disetarakan dengan kemasyhuran tiga lagu klasik: Tjai Kopi, Pileuleujan dan Teungteuingeun, lagu-lagu yang berasal dari album-album Lilis yang sebelumnya.

Sedangkan lagu Kau Pembela Nusa dan Bangsa adalah lagu patriotik ciptaan Lilis yang pertama, yang dirilis olehnya semenjak terjadinya konfrontasi antara Indonesia dan Malaysia di tahun 1963.

Sampai akhir tahun 60-an tema lagu-lagu seperti itu, yang mengobar semangat heroisme di balik kisah-kisah cinta, menjadi trendy sekali di dunia musik pop Indonesia. Seperti Lilis, banyak artis berlomba-lomba ingin mengikuti arus tersebut dengan menyenandungkan lagu-lagu yang menyanjung para pahlawan bangsa yang sedang bertugas di medan perang, di antaranya: Tuty Subardjo (Berikan Daku Harapan), Onny Surjono (Ikhlaskan dan Tugas dan Tjinta), Rachmat Kartolo (Pesan dari Perbatasan), Ernie Djohan (La Novia), Anna Mathovani/Trio Bimbo (Di Keheningan Malam/Kalimantan Utara).

Semenjak saat itu Lilis menciptakan dan merekam beberapa lagu patriotik lainnya yang memicu semangat nasionalis masyarakat, seperti: Hurryku Sajang (ciptaan: Ainal), Berita (ciptaan: Titiek Puspa), Mohon Diri (ciptaan: Sutedjo), Pergi Berdjuang, Ratapan Sang Baji dan lain-lainnya. Tetapi di antaranya, yang paling populer dan dikenal sampai sekarang adalah lagu-lagu hasil karyanya sendiri: Kau Pembela Nusa dan Bangsa, Tiga Malam dan Badju Loreng.

Sekalipun Tiga Malam dirilis pada waktu konfrontasi tersebut sedang berlangsung, lagu itu ternyata menjadi hit yang besar sekali di Malaysia. (Lihat artikel: Tiga Malam – Termasyhur di Kemah Musuh) Bahkan Lilis merekamnya ulang seusai perang di sana beberapa tahun kemudian. Lagu itu juga di-cover oleh banyak penyanyi Indonesia terkenal lainnya. Salah satu di antaranya adalah Broery Marantika.

Sekitar pertengahan dasawarsa yang baru lalu (tahun 2000-an) Tiga Malam direkam dan dimasyhurkan sekali lagi di Malaysia oleh penyanyi-penyanyi remaja mereka: 2by2 dan Siti Nurhaliza.

Lagu Badju Loreng, yang bertemakan kekaguman seorang gadis remaja terhadap pemuda anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI), menjadi lagu yang mengobarkan semangat heroisme tersendiri di pertengahan tahun 60-an. Sampai sekarang lagu tersebut diakui sebagai lagu Lilis Suryani yang paling dikenal dan dikenang dari albumnya: ‘Pemburu’ (1966). (Lihat artikel: Ujung Pandang – Memburu Si Badju Loreng)

Nathan Mintaraga
Januari 2013

Catatan:

1 LP (Long Play) adalah album PH (Piringan Hitam) yang biasanya memuat delapan lagu dengan maksimum 12 lagu. Diputar dengan kecepatan 33 1/3 RPM (Remixes Per Minute)

2 EP (Extended Play) adalah album mini PH (Piringan Hitam) yang biasanya memuat maksimum empat lagu. Diputar dengan kecepatan 45 RPM (Remixes Per Minute). Populer sekali di era itu sampai kurang lebih akhir dasawarsa ke-60

3 Oleh karena judul sebuah album pada waktu itu tidak begitu lazim, nama lagu yang paling termasyhur dari album tersebut ditambahkan begitu saja di dalam artikel ini sebagai judul albumnya hanya untuk membedakannya dari album-album yang lain

-----------------------------------------------------------------------------------------

Download lagu-lagu:
 (Syair lagu-lagu Lilis Suryani menurut urutan alfabet bisa ditemukan di sini)

No comments:

Post a Comment