Saturday, August 25, 2012

03.2 Adillah (2)

ADILLAH (2)
MENENTANG ARUS
Oleh: Nathan Mintaraga

Kebiasaan-kebiasaan itu memang sedang terjadi ketika Lilis memulai karier musiknya tahun 1963. Tetapi ia membuktikan keseriusan bakatnya kepada artis-artis berbobot lainnya yang sudah terkenal pada waktu itu, seperti: Sam Saimun, Kris Biantoro, Bing Slamet, Bob Tutupoly, Onny Surjono, Titiek Puspa, Tuty Subardjo dan lain sebagainya, bahwa sebagai artis remaja pendatang baru yang sangat berbakat di dunia musik populer di Indonesia, ia patut diperhitungkan sebagai seorang contender yang tidak boleh diremehkan!

Tidak memakan waktu terlampau lama Lilis berhasil meraih posisi tertinggi di mana ia langsung diakui sebagai bintang rekaman nomor satu di Indonesia! Jika artis-artis lain biasanya hanya mampu meraih satu/dua hits saja sepanjang karier mereka lalu menghilang untuk selama-lamanya, setiap tahun di awal pertengahan dasawarsa ke-60 Lilis Suryani memberondong dunia musik populer Indonesia dengan lagu-lagu barunya yang tak terlupakan.

Wednesday, August 22, 2012

03.1 Adillah (1)

ADILLAH (1)
MENENTANG ARUS
Oleh: Nathan Mintaraga

Dikatakan, bahwa kesuksesan seorang kontestan yang menyanyi di acara-acara reality TV zaman sekarang biasanya tergantung sekali pada beberapa faktor (syarat) terpenting.

Simon Cowell, salah seorang judge (juri) yang paling terkenal dari acara-acara: ‘American Idol’, ‘Britain’s Got Talent’ dan ‘The X Factor’, pernah berkata, bahwa selain diperlukan bakat suara yang indah, unik dan tersendiri, sikap yang menyenangkan dan paras yang menarik, diperlukan juga kemampuan untuk bisa memilih lagu-lagu yang cocok, menciptakan sebuah ‘moment’ yang mengesankan, nasib yang ‘beruntung’, dan tak terlupakan: kisah hidup yang bisa menjamah hati para pemirsa/penonton. Lebih mengharukan lebih seru!

Saturday, August 18, 2012

02 Tjai Kopi

TJAI KOPI
LAHIRNYA SEBUAH LEGENDA
Oleh: Nathan Mintaraga

Pada tahun 1963, bersama Moeslihat, juga dikenal sebagai Muslihat atau Mus K Wirya, seorang penyanyi, pencipta lagu-lagu terutama yang berbahasa Sunda, dan pemimpin orkes Suita Rama, Lilis Suryani yang pada waktu itu masih menyebut dirinya sendiri Lies Surjani memulai karier musiknya dengan merekam album mini (EP) 1 mereka yang pertama di bawah label Irama Records: ‘Tjai Kopi’ 2.

Album tersebut memperkenalkan dua lagu perdananya: Tjai Kopi, karya Moeslihat, dan Dikala Malam Tiba, lagu gubahan Lilis sendiri yang sebagian besar dari melodi, nada dan ketukan iramanya diilhami oleh sebuah lagu barat: You are My Destiny, karya Paul Anka.

Friday, August 17, 2012

01 Artis Legendaris Indonesia

ARTIS LEGENDARIS INDONESIA
LILIS SURYANI
Oleh: Nathan Mintaraga

Lilis Suryani, yang juga dikenal dengan nama Lies Surjani/Lilies Surjani dan lahir pada tanggal 22 Agustus 1948 di kota Jakarta, adalah seorang penyanyi legendaris dan pencipta lagu yang berhasil mempengaruhi dan mengubah panorama seni musik populer Indonesia di pertengahan pertama tahun 1960-an.

Pada saat dunia musik pop di sana kehilangan kredibilitasnya awal dasawarsa itu, ia tampil dan memprakarsai suatu era yang baru dengan lagu-lagu dan karya musiknya yang khas dan unik sekali. Ia juga merintis dan mempopulerkan secara nasional lagu-lagu berbahasa daerah, seperti: Sunda, Minang, Jawa, Makasar, Dayak, Betawi dan lain-lainnya. Bahkan Lilis adalah artis pertama yang berhasil memadukan lagu-lagu berirama dangdut, keroncong serta berbagai pantun tradisional dengan irama-irama populer, jauh sebelum penyanyi-penyanyi lagu pop lainnya mempunyai keberanian untuk melakukannya.

Wednesday, August 15, 2012

Lilis Suryani

LILIS SURYANI
BIOGRAFI SINGKAT
Oleh: Nathan Mintaraga

Lilis Suryani, yang dilahirkan pada tanggal 22 Agustus 1948 di kota Jakarta, adalah seorang penyanyi legendaris dan pencipta lagu yang berhasil mempengaruhi dan mengubah panorama seni musik populer Indonesia di pertengahan pertama dasawarsa ke-60.

Lilis mulai terjun ke dunia musik ketika berusia 12 tahun dan masih duduk di Sekolah Rakyat (SR) ‘Toa Pekong’, Pasar Baru, Jakarta Pusat. Tahun 1963, ketika baru menginjak usianya yang ke 15 dan sedang menimba ilmu di Sekolah Kepandaian Putri Boedi Oetomo, gara-gara tampil di TVRI Stasiun Pusat Jakarta, ia mendapat tawaran dari Irama Records, perusahaan piringan hitam terbesar di Indonesia pada waktu itu, untuk merekam suaranya di sana.

Tuesday, August 14, 2012

Nathan Mintaraga

NATHAN MINTARAGA
MENGGALI NOSTALGIA MENGISI ARSIP PUSAKA
Oleh: Nathan Mintaraga

Nathan Mintaraga yang lahir di kota Surabaya, dibesarkan dengan lagu-lagu pop yang pada waktu itu umumnya hanya bisa diakses melalui acara-acara siaran Radio Republik Indonesia (RRI) di kotanya atau kota-kota sekitarnya.

Ketika ia mendengar suara seorang artis baru bernama Lilis Suryani untuk pertama kalinya, menyanyikan lagu-lagu dengan irama-irama yang terdengar jauh lebih cocok untuk selera generasinya pada waktu itu, disisipkan di antara lagu-lagu seperti: Diwadjahmu Kulihat Bulan (Sam Samiun), Kampuang Nan Djauh di Mato (Oslan Husein), Nurlela (Bing Slamet), Sengsara (Rachmat Kartolo), Sampul Surat (Rita Zahara), dan Menanti di Bawah Pohon Kambodja (Nien Lesmana), ia menjadi tertarik sekali untuk mengetahui lebih lanjut asal-usul dan jati diri penyanyi itu.

Monday, August 13, 2012

Selamat Datang!

SELAMAT DATANG!

Bagi Anda yang ‘kebetulan’ mengunjungi blog ‘Menggali Nostalgia’ – Lilis Suryani – Artis Legendaris Indonesia ini, saya mengucapkan: “Selamat Datang!”

Blog ini dikaryakan khusus untuk memperingati dan merayakan dunia musik pop di Indonesia dasawarsa ke-60 sampai awal tahun 70-an, yang berpusat keseluruhannya pada artis legendaris Lilis Suryani, seorang penyanyi dan penggubah lagu yang paling termasyhur di era itu.

Lilis juga berhasil memegang dua records yang sampai sekarang belum terpecahkan di Indonesia. Salah satu di antaranya adalah sebagai satu-satunya artis yang bisa bertahan ‘di atas’ hampir empat tahun lamanya (1963-1966), di mana semua album dan lagu-lagunya secara berturut-turut menguasai tangga lagu-lagu daerah, dan juga nasional. (Lihat artikel: Nathan Mintaraga – Menggali Nostalgia – Mengisi Arsip Pusaka)