Wednesday, April 2, 2014

31.1 Seruling Bambu (1)

SERULING BAMBU (1)
POP – SUNDA/DANGDUT
Oleh: Nathan Mintaraga

Semenjak awal karier musik profesionalnya, gara-gara sebuah lagu berbahasa Sunda di album perdananya, Lilis Suryani dikenal di Indonesia sebagai artis pop (arus utama) remaja pertama yang berhasil menenarkan lagu-lagu Sunda secara nasional. Lagu-lagu yang biasanya hanya dikenal secara lokal saja, karena bahasanya tidak (selalu) dimengerti oleh suku-suku yang lain, dibuat olehnya menjadi lagu-lagu termasyhur di tanah air, yang ikut bersaing di dunia musik populer nasional.

Lagu Sunda Lilis yang pertama, Tjai Kopi, dari album mini (EP) 1 perdananya bersama Moeslihat dan Sofjan langsung menjadi hit ketika baru saja dirilis tahun 1963. (Lihat artikel: Tjai Kopi – Lahirnya Sebuah Legenda)

Lagu itu juga menyebabkan banyak artis-artis Sunda lainnya, yang sebelumnya hanya dikenal secara lokal saja, menjadi ikut menonjol di dunia musik pop nasional. Salah seorang penyanyi Sunda yang tersohor sekali dekade itu adalah Upit Sarimanah. Lagunya, Badjing Lontjat dari album (LP) 2, ‘Aneka 12’ yang dirilis oleh Remaco tahun 1966, adalah salah satu lagu ‘daerah’ paling termasyhur yang berasal dari era itu.

Lagu-lagu Sunda yang sudah terkenal secara lokal lainnya seperti: Modjang Priangan, Euis, Kahuma dan masih banyak yang lain, direkam lagi oleh artis-artis pop arus utama. Euis menjadi hit secara nasional setelah dirilis tahun 1964/1965 sebagai salah satu lagu di dalam album (LP) ‘Mari Bersuka Ria dengan Irama Lenso’ (Irama Records), dibawakan secara duet oleh Bing Slamet dan Rita Zahara.

Demikian juga Diah Iskandar, seorang penyanyi pop terkenal yang selama itu dijuluki sebagai ‘Connie Francis Indonesia’ pernah menenarkan sebuah lagu Sunda gubahan Muslihat, Kunaon Neuteup Ka Abdi, melalui album (LP) kompilasi ‘Sebiduk di Sungai Musi’ (1966) dibawah label Remaco. Beberapa tahun kemudian ia merilis album (LP) terkenal ‘Suara Sunda’ yang direkam di Singapura, dimana ia meng-cover 12 lagu Sunda klasik, di antaranya: Es Lilin, Bubuy Bulan, Teungteuingeun, Panon Hideung, Kahuma dan lain sebagainya.

Lagu-lagu Sunda yang ikut dimasyhurkan oleh Lilis di dunia musik populer nasional tahun-tahun berikutnya adalah Pileuleujan, lagu ‘abadi’ dari album mini klasiknya (EP) ‘Permata Bunda’ (1964), serta empat lagu dari salah satu albumnya (LP) yang paling sempurna, ‘Antosan’ (1964): Teungteuingeun, Tjau Ambon, Naha dan tentu saja Antosan. (Lihat artikel-artikel: Eka Sapta – Satu Terulung Tujuh Termahir dan Antosan – ‘Signature Album’ yang Pertama) Tak terlupakan lagu Tjing Tulungan dari album (EP) ‘Tjing Tulungan’ 3 (1965). (Lihat artikel: Kau Pembela Nusa dan Bangsa – Mengobarkan Heroisme)

Semua lagu Sunda yang dibawakan oleh Lilis Suryani pada waktu itu adalah lagu-lagu hasil gubahan Muslihat (Mus K Wirya). (Lihat artikel: Dari Moelihat ke Mus K Wirya – Partnership Dua Legenda)

Di samping itu Lilis juga merupakan artis pop remaja pertama di Indonesia yang berhasil merintis pengikut-sertaan lagu-lagu berirama Pop-Melayu di dalam repertoar musik arus utamanya. Awalnya ketika baru diperkenalkan, lagu dangdut Lilis yang pertama, Tidurlah dari album ‘.... Ia Tetap Diatas !!’ (1965), gagal mengesankan hati para penggemar setia Lilis dan juga masyarakat pada umumnya. (Lihat artikel: Tidurlah – Mengeksperimen Dangdut)

Tetapi beberapa lagu berikutnya yang diluncurkan olehnya secara berturut-turut ternyata mulai memenangkan selera fans-nya akan irama-irama yang masih terdengar ‘asing’ tersebut. Lagu Sakuntala dari album (LP) ‘Tiga Malam’ 3 dan Kisah Ali Baba dari album ‘Gang Kelintji’ 3, yang keduanya dirilis tahun 1966, mendapat sambutan cukup hangat dari mereka. Kedua lagu itu menjadi hits ketika album-album tersebut diluncurkan di pasaran musik pop nasional. (Lihat artikel-artikel: Tiga Malam – Termasyhur di Kemah Musuh dan Gang Kelintji – ‘Signature Album’ yang Ketiga)

Usaha Lilis untuk berinisiatif di bidang itu baru tampak hasilnya tahun 1969, ketika banyak artis pop arus utama lainnya juga mulai ‘berani’ terjun ke dunia musik dangdut dan menjadi sukses. Di antaranya yang pada waktu itu paling terkenal adalah Titiek Sandhora dengan lagu Bole Bole Djangan (1969), dan lagu Keagungan Tuhan (1970) yang sudah ditenarkan setahun sebelumnya di kalangan sendiri oleh artis dangdut kawakan, Ida Laila. Apalagi setelah Titiek berduet dengan Muchsin di tahun-tahun berikutnya, di mana mereka merilis banyak album dengan irama-irama semacam itu. (Lihat artikel: ‘Oriental’-Isme (2) – Kutsukake Tokijiro)

Lima tahun setelah lagu Tidurlah dirilis, untuk pertama kalinya Lilis Suryani meluncurkan album (LP) ‘khusus’ dangdut: ‘Wadjah Menggoda’ (1970), disusul oleh album ‘Gadis Sakura’ hampir setahun sesudahnya. Keduanya direkam oleh Lilis di studio Remaco diiringi oleh (OM) Pantjaran Muda di bawah pimpinan Zakarya. Ternyata akhirnya melalui keberaniannya itu, Lilis berhasil ‘menyeberangkan’ lagu-lagu berirama Pop-Melayu tersebut secara tuntas dari ‘dunia’ dangdut, yang mempunyai jumlah peminat sangat terbatas, ke ‘dunia’ musik pop arus utama yang mempunyai arena penggemar jauh lebih luas. (Lihat artikel: (OM) Pantjaran Muda (1) – Paras yang Menggoda)

Perubahan ‘haluan’-nya itu juga menulari banyak artis pop tersohor lainnya yang menjadi ikut berani merekam album-album khusus semacam itu. Salah satu contohnya, di samping Titiek Sandhora (dan Muchsin) yang baru dibahas sebelumnya, beberapa tahun setelah Lilis merilis kedua album termasyhur itu, Ernie Djohan juga meluncurkan sebuah album dangdut diiringi oleh OM Irama Gangga. Sayang sekali album itu tidak begitu dikenal umum, karena baru dirilis setelah masa keemasannya jauh berlalu.

(To be continued)

Nathan Mintaraga
April 2014

Catatan:

1 EP (Extended Play) adalah album mini PH (Piringan Hitam) yang biasanya memuat maksimum empat lagu. Diputar dengan kecepatan 45 RPM (Remixes Per Minute). Populer sekali di era itu sampai kurang lebih akhir dasawarsa ke-60

2 LP (Long Play) adalah album PH (Piringan Hitam) yang biasanya memuat delapan lagu dengan maksimum 12 lagu. Diputar dengan kecepatan 33 1/3 RPM (Remixes Per Minute)

3 Oleh karena judul sebuah album pada waktu itu tidak begitu lazim, nama lagu yang paling termasyhur dari album tersebut ditambahkan begitu saja di dalam artikel ini sebagai judul albumnya hanya untuk membedakannya dari album-album yang lain

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Download lagu-lagu:
(Syair lagu-lagu Lilis Suryani menurut urutan alfabet bisa ditemukan di sini)

No comments:

Post a Comment