Friday, November 15, 2013

26 Rebel ‘007’

REBEL ‘007’
MENARI DENGAN KAKEK
Oleh: Nathan Mintaraga

Terluncurnya album (LP) 1 ‘007’ (Remaco) di Indonesia tahun 1968 diiringi oleh orkes Mus Mualim ternyata gagal memberantas ‘wabah kegersangan hits’ yang sedang dialami oleh Lilis Suryani semenjak turun dari ‘takhta’-nya hampir dua tahun sebelumnya. Hanya kali ini dampaknya tidak seburuk album ‘Pulang Muhibah’ (Irama Records) atau ‘Taxi Ibukota’ (Remaco) yang dirilis akhir/pergantian tahun 1967/1968. (Lihat artikel-artikel: Pulang Muhibah – Terlambat Berlenso dan Yale Yale – Menembus Pasaran Tetangga) Karena ternyata melalui album ‘007’ Lilis berhasil menciptakan dua buah hits.

Semenjak dirilis di pasaran musik nasional, dari kedelapan lagu yang ada di dalam piringan hitam itu hanya tiga saja yang judulnya masih dikenal dan dikenang masyarakat hingga sekarang. Yang lain gagal untuk mengesankan hati para pendengarnya!

Pertama: Lagu 007 yang digubah oleh Lilis Suryani dan Bing Slamet. Sekalipun dikenal gara-gara dipergunakan sebagai judul album itu, lagu yang mempunyai melodi kurang menarik dengan syair yang seharusnya jenaka, tetapi … tidak, jarang sekali diudarakan oleh radio-radio negara (RRI), dan juga oleh radio-radio amatir setempat.

Yang kedua: Ulang Tahun Kakek, sebuah lagu ciptaan Titiek Puspa. Sekalipun bukan masal, lagu itu berhasil menjadi hit, baik di tanah air maupun di negara-negara tetangga (Singapura, Malaysia dan Brunei). Gara-gara melodinya yang cukup catchy dan sedikit berbau dangdut, serta iramanya yang khas (… Titiek Puspa!), ketika baru dirilis, dibandingkan di negara asalnya, lagu Ulang Tahun Kakek jauh lebih dikenal di sana.

Kesuksesan Lilis dengan lagu-lagu Melayu kuno, Dajung Palenggam (album ‘LS’) dan Jale Jale (album ‘Taxi Ibukota’) sangat membantu kemapanan kariernya di negara-negara tersebut. (Lihat artikel-artikel: LS – Mencurahkan Isi Hati dan Yale Yale – Menembus Pasaran Tetangga) Semenjak saat itu, setiap album dan lagu-lagu barunya selalu mendapat sambutan hangat dari masyarakat mereka. Tak terkecualikan, … album ‘007’!

Bahkan seperti yang pernah terjadi dengan beberapa album Lilis di tahun-tahun sebelumnya, ‘Gang Kelintji’ 2 dan ‘LS’, album asli ‘007’ hasil rekaman Remaco juga diproduksi lagi di Singapura tahun 1968 oleh Philips sebagai album mini (EP) 3 untuk dirilis dan didistribusikan di Singapura, Malaysia dan Brunei.

Lagu yang ketiga: Ditinggal Mama, ternyata menjadi lagu Lilis yang paling sukses dari album itu. Lagu yang digubah oleh Mus Mualim tersebut diilhami oleh sebuah lagu barat termasyhur dari penyanyi Inggris ternama, Matt Monro. Lagu For Mama, yang aslinya adalah sebuah lagu berbahasa Italia, dengan cerdik sekali ditiru iramanya dan isi syairnya, tetapi dengan melodi dan refrain yang diubah sedikit. Hasilnya, lagu ‘baru’ itu terdengar lain sekali dari lagu aslinya.

Menurut artikel yang ditulis oleh Jul Chaidir di sampul belakang album ‘007’, Lilis menangis ketika membawakan lagu bersifat melancholy itu untuk pertama kalinya. Lagu Ditinggal Mama yang didominasi oleh paduan nada-nada minor memang mempunyai alunan melodi yang terdengar indah dan menyayat hati, dibubuhi dengan rangkaian kata-kata yang juga terdengar ‘pas’ sekali, menceriterakan sebuah kisah sangat mengharukan yang mungkin saja terjadi di dalam kehidupan para pendengarnya.

Tampak nyata, bahwa Lilis mendendangkan lagu itu dengan segenap hati dan perasaannya. Di sana ia juga menampilkan ‘trademark’-nya yang ketika itu sudah termasyhur di Indonesia, yaitu ‘kesahan nafas’ memilukan yang pernah ia lakukan saat mengalunkan refrain lagu Risau, dan juga ketika menyenandungkan lagu Kau Pembela Nusa dan Bangsa. (Lihat artikel: Antosan – ‘Signature Album’ yang Pertama, dan artikel: Kau Pembela Nusa dan Bangsa – Mengobarkan Heroisme)

Sekalipun tidak dilakukan secara persis, trademark itu ternyata memberi efek yang serupa, karena banyak penggemar Lilis dan juga penggemar lagu tersebut merasa terharu sekali ketika mendengar Ditinggal Mama disenandungkan oleh artis legendaris itu untuk pertama kalinya.

Diproduksi oleh Remaco dengan peralatan studio rekaman yang pada waktu itu sangat modern, canggih dan up-to-date sekali, disertai iringan petikan gitar ala Spanyol dari Ireng Maulana, hasilnya tidak bisa dibantah, bahwa sekali lagi sebuah lagu tak terlupakan (evergreen/abadi) telah ditambahkan di dalam daftar katalog hits Lilis Suryani yang ketika itu sudah tak terhitung lagi banyaknya!

Sayang sekali, kelima lagu lainnya: Tari Gemulai, Ke Pulau Air dan Gadis Pingitan yang diciptakan oleh Lilis Suryani, Bulan dan Kekasih karya Titiek Puspa, serta Salam Manis gubahan Wisjnu Maroadhy, … mudah sekali dilupakan oleh para pendengarnya, bahkan oleh penggemar-penggemar Lilis yang paling setia!

Nathan Mintaraga
November 2013

Catatan:

1 LP (Long Play) adalah album PH (Piringan Hitam) yang biasanya memuat delapan lagu dengan maksimum 12 lagu. Diputar dengan kecepatan 33 1/3 RPM (Remixes Per Minute)

2 Oleh karena judul sebuah album pada waktu itu tidak begitu lazim, nama lagu yang paling termasyhur dari album tersebut ditambahkan begitu saja di dalam artikel ini sebagai judul albumnya hanya untuk membedakannya dari album-album yang lain

3 EP (Extended Play) adalah album mini PH (Piringan Hitam) yang biasanya memuat maksimum empat lagu. Diputar dengan kecepatan 45 RPM (Remixes Per Minute). Populer sekali di era itu sampai kurang lebih akhir dasawarsa ke-60
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Download lagu-lagu:
(Syair lagu-lagu Lilis Suryani menurut urutan alfabet bisa ditemukan di sini)

No comments:

Post a Comment