KAU
PEMBELA NUSA DAN BANGSA
MENGOBARKAN HEROISME
Oleh: Nathan Mintaraga
Larangan wewenang atas penyiaran lagu Risau disusul oleh berita-berita
negatif yang didesas-desuskan oleh media mengenai orientasi seksualitas Lilis
Suryani gara-gara lagu Hilda, lagu kedua yang juga berasal
dari album ‘Antosan’, ternyata tidak mampu menghalangi kesuksesan karier
musik nasionalnya. Karena justru kebalikannyalah yang terjadi!
Tidak lama sesudah itu, diiringi oleh band Zaenal Combo di bawah
pimpinan Zaenal Arifin, yang baru
saja mengalami ‘dobrakan’ luar biasa dengan album (LP) 1 mereka ‘Sendja di Kaimana’ (Lihat
artikel: Zaenal Combo – Dari ‘Tjing Tulungan’ sampai ‘Selamat Tinggal’), yang berhasil
mengorbitkan lagu-lagu klasik dari artis-artis seperti: Retno (Selamat Berpisah), S.
Warno (Hadiah Hari Ulang Tahun) dan Alfian (Semalam di Tjiandjur), Lilis merekam dan merilis empat lagu klasik
lainnya di bawah label Remaco (1965): Tjing Tulungan, Kau
Pembela Nusa dan Bangsa, Hesty dan Lydia.
Disorot dari sudut produksinya, kualitas hasil rekaman album mini itu
dapat disetarakan dengan kesempurnaan EP ‘Permata Bunda’ yang direkam setahun
sebelumnya, hasil kerja sama Lilis dengan band Eka Sapta dan Bali
Record. Sampai sekarang kedua EP karya mereka bersama (termasuk ‘Sukiyaki’), dan album (LP) ‘Antosan’
bersama orkes Idris Sardi, demikian juga album mini ‘Tjing Tulungan’ 3, masih terus terdengar aktuil sekali. Keempat album ini tidak pernah
meninggalkan kesan yang kuno atau out of
date. (Lihat artikel: Antosan – ‘Signature Album’ yang Pertama)
Tjing Tulungan, sebuah lagu
ciptaan Mus K Wirya (Muslihat), adalah lagu Lilis Suryani
yang terakhir dalam bahasa Sunda yang berhasil mencapai tingkat
tertinggi pada masa kejayaannya, yang bisa disetarakan dengan kemasyhuran tiga
lagu klasik: Tjai Kopi, Pileuleujan dan Teungteuingeun, lagu-lagu
yang berasal dari album-album Lilis yang sebelumnya.
Sedangkan lagu Kau Pembela Nusa
dan Bangsa adalah lagu patriotik
ciptaan Lilis yang pertama, yang dirilis olehnya semenjak terjadinya
konfrontasi antara Indonesia dan Malaysia di tahun 1963.
Sampai akhir tahun 60-an tema lagu-lagu seperti itu, yang mengobar semangat heroisme di balik kisah-kisah cinta, menjadi trendy sekali di dunia musik pop Indonesia. Seperti
Lilis, banyak artis berlomba-lomba ingin mengikuti arus tersebut dengan
menyenandungkan lagu-lagu yang menyanjung para pahlawan bangsa yang sedang
bertugas di medan perang, di antaranya: Tuty
Subardjo (Berikan Daku Harapan), Onny
Surjono (Ikhlaskan dan Tugas dan Tjinta), Rachmat Kartolo (Pesan dari Perbatasan), Ernie Djohan (La Novia), Anna Mathovani/Trio Bimbo (Di Keheningan Malam/Kalimantan
Utara).
Sekalipun Tiga Malam dirilis
pada waktu konfrontasi tersebut sedang berlangsung, lagu itu ternyata menjadi
hit yang besar sekali di Malaysia. (Lihat artikel: Tiga Malam – Termasyhur di Kemah Musuh) Bahkan Lilis merekamnya ulang seusai perang di sana beberapa tahun
kemudian. Lagu itu juga di-cover oleh
banyak penyanyi Indonesia terkenal lainnya.
Salah satu di antaranya adalah Broery
Marantika.
Sekitar pertengahan dasawarsa yang baru lalu (tahun 2000-an) Tiga Malam
direkam dan dimasyhurkan sekali lagi di Malaysia oleh
penyanyi-penyanyi remaja mereka: 2by2
dan Siti Nurhaliza.
Lagu Badju Loreng, yang
bertemakan kekaguman seorang gadis remaja terhadap pemuda anggota Angkatan
Bersenjata Republik Indonesia (ABRI), menjadi lagu yang mengobarkan semangat
heroisme tersendiri di pertengahan
tahun 60-an. Sampai sekarang lagu tersebut diakui sebagai lagu Lilis Suryani
yang paling dikenal dan dikenang dari albumnya: ‘Pemburu’ (1966). (Lihat artikel: Ujung Pandang – Memburu Si Badju Loreng)
Nathan Mintaraga
Januari 2013
Catatan:
1 LP (Long Play) adalah album PH (Piringan Hitam) yang biasanya memuat delapan lagu dengan maksimum
12 lagu. Diputar dengan kecepatan 33 1/3 RPM (Remixes Per
Minute)
2 EP (Extended Play) adalah
album mini PH (Piringan Hitam) yang biasanya memuat maksimum empat lagu. Diputar
dengan kecepatan 45 RPM (Remixes Per Minute). Populer sekali di era itu sampai kurang
lebih akhir dasawarsa ke-60
3 Oleh
karena judul sebuah album pada waktu itu tidak begitu lazim, nama lagu yang
paling termasyhur dari album tersebut ditambahkan begitu saja di dalam artikel
ini sebagai judul albumnya hanya untuk membedakannya dari album-album yang lain
-----------------------------------------------------------------------------------------
Download lagu-lagu:
- Tjing Tulungan (mp3)
- Lydia (mp3)
- Kau Pembela Nusa dan Bangsa (mp3)
- Hesty (mp3)
- Sendja di Kaimana (mp3) – Alfian
- Selamat Berpisah (mp3) – Retno
- Hadiah Hari Ulang Tahun (mp3) – S Warno
- Semalam di Tjiandjur (mp3) – Alfian
No comments:
Post a Comment